RPP KE 1
PERTEMUAN KE 1
PELAJARAN KE 1 :NABI MUHAMMAD PANUTAN KU
Ilustrasi Gambar Percaya Diri
PERTEMUAN KE 1
PELAJARAN KE 1 :NABI MUHAMMAD PANUTAN KU
KD.3.14 Mngetahui
sikap percaya diri dan kemandirian sebagai wujud dari keteladanan nabi Muhammad saw.
Tujuan : 1. Siswa dapat menjelaskan sikap percaya diri Nabi Muhammad saw dengan benar
2. Siswa dapat menyebutkan pesan hadits yg terkait dengan sikap percaya diri
3. Siswa dapat mengidentifikasi pesan hadits yang terkait dengan sikap percaya diri
4. Siswa dapat menceritakan sikap percaya diri dari kisah nabi muhammad saw dengan benar.
JUDUL MATERI : SIKAP PERCAYA DIRI NABI MUHAMMAD SAW
Materi :
Nabi Muhammad saw.
selalu melakukan
perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah
hasilnya sukses dan berhasil. Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw. dalam melakukan pekerjaan. Salah
satu kunci kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan
atau perbuatan, adalah mengerjakannya dengan percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan
seutas tali, akan berhasil melakukannya jika ia tahu dirinya mampu melakukannya. Bentuk keyakinan akan kemampuan diri misalnya
tenaganya kuat, tidak takut melihat
ketinggian, dll. Akan tetapi jika seseorang ragu akan
kemampuannya, juga mudah takut melihat arus sungai dari ketinggian,
ia akan melakukan pekerjaan itu
dengan ragu-ragu. Bahkan karena tidak mengenali dirinya yang sebenarnya atau ia penakut, maka ia bisa tercebur ke sungai.
Agar seseorang memiliki
sikap dan mental percaya diri,
Islam telah
menunjukkan beberapa caranya.
A. Bertawakal kepada
allah swt.
Jika seseorang akan mengerjakan sesuatu maka hendaknya bertawakal kepada
Allah Swt. sebelum
melakukannya. Insya Allah, Allah Swt. akan menolong.
Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Artinya: “... Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal.”
Bertawakal artinya menyerahkan
keberhasilan
pekerjaan yang sedang kita lakukan hanya kepada
Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt. akan
menolong kita. Akan lebih sempurna bilamana setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya membaca
basmallah terlebih dahulu
lalu bertawakal kepada Allah Swt.
b. Jangan ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu. Salah satu cara agar kita tidak ragu adalah mengenali
diri sebelum mengerjakan, apakah kita benar-benar mampu mengerjakannya ataukah tidak.
Peserta didik
perlu dibelajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu. Apakah ia mampu? Lalu apakah waktunya cukup? Apakah bila
ada halangan bisa mengatasi?
Jika peserta didik menjawab (setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya keahlian, waktunya cukup, serta bisa mengatasi halangan,
maka peserta didik
tersebut akan memiliki kepercayaan diri.
Berbeda halnya jika ia tidak tahu atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya ,akan tetapi tetap melakukannya, maka kemungkinan ia
akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi
keraguan dan
rasa takut, besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.
c. Jangan
malu mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum
mengerjakan sesuatu kita dihantui
oleh perasaan ragu dan malu, sehingga tanpa kita sadari, waktu yang tersedia habis oleh
perasaan ragu dan malu itu. Apabila kita menjadi
hamba
Allah Swt. yang bertawakal maka kita harus menjauhi
kedua
sifat malu dan ragu itu.
Jangan
keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Artinya: Rasulullah
saw.
bersabda:
perilaku
malu merupakan bagian dari iman. (HR.
Ahmad dengan rangkaian perawi sahih dari Abi Hurairah).
Hadis ini harus diletakkan pada makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita terbetik ingin melakukan sesuatu yang salah dan keliru maka kita perlu malu dan memilih
tidak mengerjakannya. Akan tetapi kalau untuk mengerjakan kebaikan kita justru tidak
boleh malu. Misalnya mau membantu orang yang sedang susah tidak boleh malu. Mau melewati jalan yang sudah benar
juga tidak boleh malu. Tetapi misalnya seseorang diajak melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang (korupsi, berbohong, dll) maka kita harus malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan tidak terpuji, adalah awal bagi
kebiasaan seseorang yang
berakhlak mulia.Jadi, jika tiba
waktu salat, maka seseorang
tidak boleh malu melaksanakannya. Jika seseorang disuruh berpidato naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia mampu melakukannya, maka ia tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak boleh malu dalam semua kebaikan.
Ilustrasi Gambar Percaya Diri
soal latihan :
1. apakah pengertian dari SIKAP PERCAYA DIRI ?
2. Tuliskan isi pesan dari hadits diatas ?
3. Tuliskan isi pesan secara singkat dari hadits di atas ?
4. Apakah isi pesan dari hadit di atas ?
5. Agar kita daat memiliki mental yg kuat dala sikap percaya diri,hal apa aja yg harus kita lakukan ?
Komentar
Posting Komentar