RPP KE 1
PERTEMUAN KE 1
PELAJARAN KE 1 :NABI MUHAMMAD PANUTAN KU
 Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159) Jangan
keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Jangan
keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Ilustrasi Gambar Percaya Diri
PERTEMUAN KE 1
PELAJARAN KE 1 :NABI MUHAMMAD PANUTAN KU
KD.3.14          Mngetahui
sikap percaya diri dan kemandirian sebagai wujud dari keteladanan nabi  Muhammad saw.
 Tujuan   : 1. Siswa dapat menjelaskan sikap percaya diri Nabi Muhammad saw dengan benar
                  2. Siswa dapat menyebutkan pesan hadits yg terkait dengan sikap percaya diri
                  3. Siswa dapat mengidentifikasi pesan hadits yang terkait dengan sikap percaya diri
                  4. Siswa dapat menceritakan sikap percaya diri dari kisah nabi muhammad saw dengan benar.
JUDUL MATERI            : SIKAP PERCAYA DIRI NABI MUHAMMAD SAW
Materi :           
Nabi Muhammad saw.
 selalu melakukan
 perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah
 hasilnya sukses dan berhasil. Kita perlu meneladani  Nabi Muhammad saw. dalam melakukan pekerjaan. Salah
satu kunci kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan
atau perbuatan, adalah mengerjakannya dengan percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan
 seutas tali, akan berhasil melakukannya jika ia tahu dirinya mampu melakukannya. Bentuk  keyakinan  akan kemampuan diri  misalnya
 tenaganya kuat, tidak takut melihat 
ketinggian,  dll. Akan tetapi jika seseorang ragu akan
kemampuannya, juga mudah takut melihat arus sungai dari ketinggian,
ia akan melakukan pekerjaan itu
dengan  ragu-ragu. Bahkan karena tidak mengenali dirinya yang sebenarnya atau ia penakut, maka ia bisa tercebur ke sungai.
Agar  seseorang  memiliki
 sikap  dan mental percaya  diri,
 Islam telah
menunjukkan beberapa caranya.
A.    Bertawakal kepada
allah swt. 
Jika seseorang akan mengerjakan  sesuatu maka hendaknya  bertawakal kepada 
Allah Swt. sebelum
 melakukannya. Insya Allah, Allah Swt. akan menolong.
 Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Allah Swt. berfirman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Artinya:  “... Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh,  Allah mencintai
 orang yang bertawakal.”
Bertawakal artinya menyerahkan
 keberhasilan
pekerjaan  yang  sedang kita lakukan hanya kepada
Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt. akan
menolong  kita. Akan lebih sempurna  bilamana  setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya membaca
basmallah terlebih dahulu
lalu bertawakal kepada Allah Swt.
b.  Jangan ragu-ragu
Kita  dianjurkan   untuk selalu mengerjakan  segala sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu. Salah satu cara agar kita tidak ragu adalah mengenali
 diri sebelum mengerjakan, apakah kita benar-benar mampu mengerjakannya ataukah tidak.
Peserta didik
perlu dibelajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu. Apakah ia mampu? Lalu apakah waktunya cukup? Apakah bila
ada halangan bisa mengatasi?
Jika peserta didik menjawab  (setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya keahlian, waktunya cukup, serta bisa mengatasi halangan,
maka peserta didik
tersebut akan memiliki kepercayaan diri.
Berbeda halnya jika ia tidak tahu atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya  ,akan  tetapi tetap melakukannya,  maka kemungkinan ia
akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi
keraguan dan
rasa takut, besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.
c.  Jangan
malu mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum
mengerjakan sesuatu kita dihantui
 oleh perasaan ragu dan malu, sehingga tanpa kita sadari, waktu yang tersedia habis oleh
perasaan ragu dan malu itu. Apabila kita menjadi
 hamba
 Allah Swt. yang bertawakal maka kita harus menjauhi
 kedua
 sifat malu dan ragu itu.
 Jangan
keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Jangan
keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Artinya:  Rasulullah
 saw.
 bersabda:
 perilaku
 malu merupakan  bagian dari iman. (HR.  
            Ahmad dengan rangkaian perawi sahih dari Abi Hurairah).
Hadis ini harus diletakkan pada makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita terbetik ingin melakukan sesuatu yang salah dan keliru maka kita perlu malu dan memilih
tidak mengerjakannya. Akan tetapi kalau untuk mengerjakan kebaikan kita justru tidak
boleh malu. Misalnya mau membantu orang yang sedang susah tidak boleh malu. Mau melewati jalan yang sudah benar
juga tidak boleh malu. Tetapi misalnya seseorang diajak melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang (korupsi, berbohong, dll) maka kita harus malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan tidak terpuji, adalah awal bagi
kebiasaan seseorang yang
berakhlak mulia.Jadi, jika   tiba
 waktu salat,   maka  seseorang 
 tidak  boleh  malu melaksanakannya. Jika seseorang disuruh berpidato  naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia mampu melakukannya, maka ia tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak boleh malu dalam semua kebaikan. 
Ilustrasi Gambar Percaya Diri
soal latihan :
1. apakah pengertian dari SIKAP PERCAYA DIRI ?
2. Tuliskan isi pesan dari hadits diatas ?
3. Tuliskan isi pesan secara singkat dari hadits di atas ?
4. Apakah isi pesan dari hadit di atas ?
5. Agar kita daat memiliki mental yg kuat dala sikap percaya diri,hal apa aja yg harus kita lakukan ?




Komentar
Posting Komentar