Memohon Pertolongan Allah
Pada saat mengalami kesulitan hidup, apa pun bentuknya, pen de katan spiritual merupakan solusi yang paling utama, yakni segera memohon pertolongan kepada Allah. Sebab, Dialah yang mengatur urusan langit dan bumi, termasuk hidup manusia yang fana ini.
"Mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Nah, sudahkah kita memenuhi dua persyaratan tersebut? Karena sesungguhnya pertolongan Allah datang untuk orang-orang yang sabar dan melaksanakan sholat.
1. Makna sabar
Bukan sekadar ucapan "Sabar... sabar..." di bibir saja. Para ulama Rahimahumullah menjelaskan bahwa sabar itu ada 3 macam, yaitu:
- Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu seseorang yang senantiasa melaksanakan ketaatan.
- Sabar dari maksiat Allah, yaitu seseorang yang menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.
- Sabar terhadap takdir Allah, yaitu seseorang yang menahan diri dari sikap menentang takdir Allah, bersabar atas takdir buruk yang menimpanya dan juga menahan diri dari sikap jengkel dan marah terhadap Qadha dan Qadar Allah.
Orang yang sabar, ketika ditimpa musibah akan tetap tenang, dan mengatakan "Innalillaahi wa inna ilaihi roji'un...", segala sesuatu dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Bukan sekadar ucapan "Sabar... sabar..." di bibir saja. Para ulama Rahimahumullah menjelaskan bahwa sabar itu ada 3 macam, yaitu:
- Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu seseorang yang senantiasa melaksanakan ketaatan.
- Sabar dari maksiat Allah, yaitu seseorang yang menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.
- Sabar terhadap takdir Allah, yaitu seseorang yang menahan diri dari sikap menentang takdir Allah, bersabar atas takdir buruk yang menimpanya dan juga menahan diri dari sikap jengkel dan marah terhadap Qadha dan Qadar Allah.
Orang yang sabar, ketika ditimpa musibah akan tetap tenang, dan mengatakan "Innalillaahi wa inna ilaihi roji'un...", segala sesuatu dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Sikap mengeluh dan putus harapan tidak sepatutnya terjadi pada diri setiap mukmin, apalagi berprasangka buruk terhadap ketetapan Allah. Sebab, pertolongan-Nya adalah sangat dekat (QS al-Baqarah [2]:214). Selain itu, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS al-Syarh [94]:5).
Selain dekat, pertolongan Allah itu sungguh dahsyat. Manakala pertolongan Allah itu sudah turun, tidak seorang pun yang mampu menahan dan mencegahnya. Bahkan, sesuatu yang dipandang mustahil oleh manusia justru bisa terjadi melampaui nalar dan rencananya. Allah Mahakuasa, Pengasih, dan Penyayang.
Hebatnya pertolongan Allah ini di abadikan dalam sejumlah ayat Al qur an. Yaitu, ketika pertolongan yang me nak jubkan itu turun kepada orangorang atau segolongan umat yang diridhai-Nya.
Misalnya, vonis hukuman mati dengan cara dibakar yang dijatuhkan ke pada Nabi Ibrahim AS oleh Raja Namrudz. Namun, dengan pertolongan-Nya, api yang akan membakar Nabi Ibrahim menjadi dingin (QS al-Anbiya [21]: 69).
Kita simak lagi kisah semisalnya, yakni armada gajah besutan Abrahah yang hendak menghancurkan ba ngun an Ka'bah. Betapa kuatnya angkatan musuh itu sehingga pemimpin dan penduduk Arab tidak berdaya untuk mempertahankan bangunan su cinya dari serangan tersebut. Namun, situasi getir yang dirasakan bangsa Arab pada waktu itu mendadak berubah saat pertolongan Allah tiba.
Akhirnya, Baitullah (rumah Allah) yang dibangun oleh baginda Nabi Ibrahim dan Ismail pun aman dan selamat. Hingga kini rumah ibadah itu ma sih utuh, bahkan dikunjungi jutaan manusia dari penjuru dunia, terutama setiap musim ibadah haji.
Peristiwa penting dan berharga dalam kisah-kisah tersebut menyampaikan spirit dan pesan berharga ke pada kita bahwa persoalan hidup yang harus dialami oleh orang-orang ter da hulu begitu berat dan sulit. Di sisi lain, peristiwa tersebut juga menunjukkan betapa besarnya pertolongan Allah.
Disadari, masyarakat bangsa kita masih dilanda berbagai macam per ma salahan, malah makin bertambah banyak. Mulai dari bencana alam, kebodohan, kerusakan akhlak, pe ngang guran, kemiskinan, kriminalitas, narkoba, pejabat korup, ketidakadilan, krisis ekonomi, krisis ke pe mimpinan, hingga konflik horizontal. Kompleksnya permasalahan di atas tentu bisa menjadi ujian, cobaan, dan teguran kolektif.
Oleh sebab itu, dalam kondisi se per ti ini, setiap individu Muslim di tun tut agar banyak berzikir, beristighfar, berusaha dan berdoa, memohon pertolongan Allah dengan sungguhsungguh, tawadhu dan penuh harap.
Pesimistis, mengeluh, dan galau, apalagi sumpah serapah bukanlah jalan keluarnya sebab hanya mereka yang lemah imannyalah yang sering kali mudah bersikap seperti itu. Pendek kata, pertolongan Allah itu bersifat aksioma, sebagai konsekuensi dari totalitas iman dan ketaatan seorang hamba kepada-Nya. Karena itu, pertolongan Allah menjadi dekat. Sebaliknya, tanpa kekuatan iman dan sungguh-sungguh berbuat amal kebajikan, pertolongan Allah itu tentu menjadi jauh. Wallahu Al- Musta'an.
Komentar
Posting Komentar